twitter



Semua pasti tau arti judul postingan ini, kebanyakan dari kita tidak menyadari nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita hingga sering menganggap orang lain lebih beruntung dari kita. Itulah kenapa orang akan merasa hidupnya yang paling menderita karena orang itu sendiri tidak pandai mensyukuri nikmat yang telah ia dapat selama ini.

Seperti di suatu lingkungan perumahan bukan tidak mungkin hal itu bisa terjadi "Rumput tetengga lebih hijau" Untuk itu kita harus banyak beristigfar dan berusaha tidak mengikuti keingina dan hawa nafsu.

Sering saya lihat banyak orang yang mengeluh tentang rumah tangga nya bahkan menganggap tetngganya lebih beruntung dari dia, Terus terang saya kurang suka akan hal itu. Apa yang kita terima rezeki, harta ataupun kekayaan hanya Allah yang mengatur dan itu patut kita syukuri, semakin banyak kita bersyukur akan semakin banyak nikmat yang kita terima.

Sebagai seorang istri kita harus pandai menghargai suami , jangan pernah mengeluh seberapa pun penghasilan suami kita. Jangan pernah membandingkan kehidupan orang / tetengga yang dirasa lebih baik dari kita karena hanya akan menambah beban kita sendiri.

Pandai bersyukur adalah kuncinya karena belum tentu rumput tetangga lebih hijau .


Sebenarnya bingung juga mau judul yang cocok buat postingan saya ini. Mudah-mudahan tidak ada masalah seperti ibu Prita karena saya hanya menjabarkan sedikit saja tentang perasaan saya khususnya pendidikan ditempat saya tinggal sekarang ini (Batam).

Terus terang memang untuk saat ini saya belum merasa terganggu karena anak saya sendiri Faiq belum sekolah jadi belum mempunyai masalah yang berarti, tapi setidaknya berapa tahun kedepan akan menjadi masalah buat saya.
Kenapa?...
Masalahnya Faiq lahir di bulan oktober
Apa masalahnya dengan sekolah?.......
Sangat masalah bagi ortu seperti saya karena umurnya anak saya nanti ketika akan masuk SD hanya 6,8 th padahal penerimaan siswa baru untuk anak usia 7 th, memang sih hanya kurang 4 bulan untuk menggenapkan umurnya, minimnya jumlah sekolah hingga memberi batas standar umur kepada sang anak,miris bukan? tidak sebanding dengan pertumbuhan mall di sini yang cukup pesat hingga Batam sendiri dijuluki kota seribu ruko.

Penduduk Batam yang mayoritas kebanyakan pendatang yang rata-rata usia produktif menimbulkan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi pula. Hal ini sangat berpengaruh pada pendidikan anak-anak disini, susah untuk mencari sekolah disaat umur anak-anak sudah siap untuk sekolah.

Bayangkan ditahun ini saja(2009) di SD yang lumayan dekat dari tempat tinggal saya saja anak yang terakhir diterima di SD negeri berumur 6,9 th. seandainya anak saya sekolah tahun ini berarti bakalan tidak diterima di SD negeri. Kalaupun harus menunggu tahun depan anak-anak yang dibaeah 6,9 th otomatis umur mereka sudah 7,8th ataupun 7,7 th dst,sudah sangat ketuaan untuk murid kelas 1 SD menurut saya karena saya sendiri saja dulunya umur 5,6 th sudah SD kelas 1.

Memang ada alternatif lain selain tidak bisa sekolah di SD negeri yaitu sekolah swasta tapi sama saja sangat minim mungkin didekat saya tinggal cuma ada 3 SD swasta dan 4 Sd negeri, itupun penerimaan murid barunya dibuka lebih awal dari SD negeri dan tutupnya lebih cepat dan biasanya mereka mengutamakan lulusan TK yang merupakan satu yayasan juga dengan SD swasta itu juga.

Sebenarnya saya perhatikan ini adalah masalah yang sama dari tahun ketahun didaerah Batam ini, kurangnya sekolah yang membuat anak-anak harus sekolah diusia yang agak sedikit tua menurut saya atau ortu harus jeli melihat umur anak ketika waktunya bersekolah yang kira-kira tidak bisa masuk negeri harus cepat mendaftarkan disekolah swasta karena bila menunggu negeri bila tidak diterima sekolah swasta sudah keburu tutup dan akhirnya anak harus menunggu tahun depannya lagi untuk bersekolah.

Kalau dibilang batam ini bukanlah suatu desa tapi sayang kurangnya sekolah membuat saya berpikir tidak layak disebut kota. Entah apa yang dipikirkan orang-orang penting?????
Disini mall bertaburan , banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang tentu juga banyak menghasilkan devisa negara, bahkan setiap weekend banyak orang Singapore yang datang kesini hanya untuk shopping ataupun untuk cuci mata, apalagi sekarang dengan adanya program VISIT BATAM 2010. Ironis memang tidak sebanding dengan fasilitas pendidikan disini.

Sangat menyedihkan potret pendidikan disini hanya kadang kurang sedikit umur anak-anak harus menunda sekolah mereka.
Tapi sebenarnya anak -anak Batam ini menurut saya adalah anak-anak yang cerdas karena ortu disini rata-rata mulai mengajari anak untuk belajar sebelum umur 3 th bahkan pada usia 4 th sudah pada bisa menulis dan membaca dengan cara diikutin les ataupun belajar TPA, terus terang untuk masalah Tk tidak ada masalah karena disini banyak TK. Seperti diperumahan saya ini dibuat Tk yang yayasannya sendiri dikelola oleh warga jadi tidak masalah hampir setiap perumahan mempunyai TK walaupun tidak semuanya.

Harapan saya sendiri semoga pemerintah lebih banyak memperhatikan sektor pendidikan disini, karena tidak sebanding dengan kemajuan sektor lain . Perusahaan asing bertebaran , banyaknya sumber devisa tapi nasib anak disini sangat tidak adil.Mereka mau sekolah tapi nggak bisa sekolah sungguh hal yang sangat menyedihkan.